Minggu, 22 Desember 2013

Peranan Koperasi dalam Pasar Oligopoli



Definisi dan Asumsi
Persaingan di antara bebrapa anggota penjual (oligopoli) berbeda dari persaingan di antara banyak angota (persaingan sempurna dan tidak sempurna) karena telalu sedikitnya anggota, akan menghasilkan ketergantungan alam pengambilan keputusan. Jika seorang penjual mengurangi harga produknya, penjual lain akan segera kehilangan pangsa pasarnya bila tidak bertindak serupa. Untuk alasan ini, dalam pasar oligopoli sering di temukan kordinasi harga untuk mencegah perang harga yang merugikan maupun persaingan non-harga.Dalam struktur pasar yang ditandai oleh sedikitnya jumlah perusahaan, masing-masing oligopolis memformulasikan kebijakaanya dengan selalu memperhatikan pengaruhnya bagi para pesaing.

Terdapat banyak sekali penjelasan teoritis mengenai oligopoli yang merupakan hasil langsung dari perbedaan fenomena oligopoli itu sendiri. Asumsi yang menyatukan hampir seluruh model oligopoli adalah bahwa jumlah penjual di pasar hanya sedikit, sehingga mereka menyadari adanya saling ketergantungan atas kegiatan-kegiatan yang dilakukan mereka. Seorang penjual menyadari bahwa tindakannya akan mempengaruhi penjual lainnya dan bahwa penjual lain pun akan bereaksi atas tindakan tersebut. Tipe dan waktu reaksi ini sering kali tidak dapat diprediksi sebelumnya.

Strategi Harga Koperasi
Strategi dasar koperasi dapat dibedakan menjadi dua yaitu penggunaan faktor harga sebagai parameter tindakan dan penggunaan faktor non-harga melalui pengurangan biaya diferensiasi produk, kualitas dan lain-lain. Dengan kebijakan harga yang aktif, koperasi menciptakan insentif yang kuat bagi para pesaingnya untuk menyingkirkan koperasi yang baru masuk. Jika pesaing dapat dengan mudah melenyapkan pihak luar dan membuat luar bergantung pada bantuan luar untuk bertahan hidup.

Faktor-faktor yang menyebabkan pesaing oligopolistik akan memulai perang harga untuk menyingkirkan koperasi jika produknya sejenis adalah:
  1. Selisih biaya (keunggulan biaya) koperasi.
  2. Posisi likuiditas para pelaku pasar.
  3. Kesediaan anggota untuk membiayai kerugian yang mungkin terjadi (tingkat kesetiaan anggota).
Untuk menelaah pengaruh koperasi, asumsikan bahwa sebelum masuknya koperasi para oligopolis berkolusi untuk memaksimalkan laba mereka. Bukannya bersaing harga, mereka malah secara diam-diam mengkordinasikan harga untuk mempertahankan laba mereka diatas tingkat persingan. Jika hal tersebut terjadi maka koperasi harus tanggap dengan tindakan pesaing. Jika mereka menurunkan harga dibawah harga pasar maka koperasi harus mengikuti penurunan harga seperti yang mereka lakukan.

Pemotongan harga yang mematikan.
Biasanya, koperasi akan menjadi pendatang baru pada suatu pasar, sedangkan perusahaan-perusahaan lainnya merupakan perusahaan-perusahaan yang telah maju, yang sejak beberapa tahun lamanya mampu  mengakumulasi profit dan likuiditas melalui kolusi (ataupun pemimpin harga).

Apa yang dilakukan pada pesaing koperasi? Mereka dapat menanggapi kebijakan harga koperasi dengan melakukan pemotongan harga yang mematikan yaitu menjual produk pada harga dibawah rata-rata total atau biaya langsung. Kerugian dapat ditutup dari laba monopoli yang terakumulasi ketika harga masih tinggi (ketika koperasi masih belum memasuki pasar).

Tetapi, karena koperasi tidak memiliki sumber daya finansial yang cukup, ia dapat disingkirkan dari pasar sehingga harga dapat meningkat kembali, serta kerugian sementara tadi dapat diganti oleh laba diatas normal (monopolistik) lagi. Efek koperasi atas kebijakan harga aktiv akan bernilai nol.

Kepemimpinan harga (price leadership)
Kesimpulan sejauh ini adalah bahkan sekalipun kemampuan manajerial koperasi tidak memiliki yang lebih rendah, akan lebih baik jika koperasi menggunakan ‘ senjata’ harga secara hati-hati agar bisa bertahan dalam persaingan-mengingat bahwa dalam oligopoli pemotongan harga dapat dengan mudah lepas kendali

Salah satu cara untuk mencegah perang harga yang merusak koperasi adalah dengan ‘mengikuti pemimpin (harga) ‘ dalam menjual kepemimpinan harga sebanarnya adalah bentuk lain dari kolusi. Hal itu terjadi bila perubahan harga dari suatu perusahaan diikuti oleh perusahaan lainnya. Terdapat beberapa bentuk kepemimpinan harga :
  1. Kepemimpinan oleh perusahaan berbiaya rendah.
  2. Kepemimpinan oleh perusahaan besar (dominan)
  3. Kepemimpinan harga barometrik
Mengikuti harga merupakan strategi yang rasional bagi koperasi, jika koperasi tersebut kecil atau memasuki pasar dengan biaya awal lebih tinggi, oleh karena itu secara de facto wajib mengikuti pemimpin yang sudah mapan. Bagi sebagian besar koperasi, hal ini merupakan asumsi yang realistis.

Hambatan masuk (barriers to entry) bagi koperasi
Banyak perusahaan yang telah lebih dulu ada mungkin tidak menganggap koperasi sebagai tantangan serius. Hambatan masuk yang sebenarnya ditujukan bagi perusahaan non koperasi, secara tidak sengaja juga akan menghambat masuknya koperasi.

Oligopoli mengasumsikan pembatasan atas masuknya pendatang baru. Tanpa hambatan masuk, para pesaing baru akan memasuki pasar dan industri akan cenderung mendekati persaingan sempurna (dengan produk-produk sejenis atau homogen) atau persaingan tidak sempurna (produk-produk tidak sejenis atau heterogen)

Hambatan masuk bagi perusahaan-perusahaan baru ke dalam struktur pasar oligopoli atau pasar monopolistik terdiri atas beberapa bentuk :
  1. Sangsi hukum pemerintah (paten,kuota,hal monopoli, waralaba atau franchise)
  2. Diferensiasi produk
  3. Kurangnya modal maupun pengetahuan, teknologi (kemampuan manajerial yang lebih tinggi merupakan hambatan masuk)
  4. Keterbatasan permintaan pasar dan skala ekonomi (hanya satu/beberapa perusahaan saja yang mungkin mampu menghasilkan laba dalam pasar yang terbatas).
  5. Pembatasan harga
Bagi koperasi, tiga bentuk terakhir mungkin merupakan hambatan paling serius untuk memasuki pasar oligopoli (atau monopoli). Karena kurangnya modal dan/ atau rendahnya kemampuan teknologi dan manajerial (keahlian, pengetahuan teknis maupun pengalaman), maka kurva biaya koperasi yang memasuki pasar akan berada di atas kurva biaya perusahaan yang sudah mapan. Oleh karena itu, potensi masuknya koperasi tidak akan dianggap serius oleh perusahaan-perusahaan tersebut.

Hambatan Masuk dan Integrasi Vertikal Koperasi
Telah dibahas sebelumnya bahwa ‘’kerjasama vertiakal‘’ merupakan aspek sentral bagi koperasi yang umumnya dijumpai. Jika dilihat dari perusahaan-perusahaan mapan, maka koperasi pembelian akan ‘’berintegrasi ke hulu’’ ke arah operasi yang lebih awal, sedangkan pemasaran akan ‘’berintegrasi ke hilir’’ menuju ke arah konsumen.

Masuknya sebuah koperasi dapat dianggap sebagai integrasi vertikal yang terkoordinasi secara koperasi oleh perusahaan (anggota) yang mapan.

Keunggulan potensial yang dimiliki oleh koperasi baru dibandingkan dengan perusahaan baru lain pada tingkat pasar yang sama (misalnya menjual input pada petani ), dapat terlahir dari identias pemilik jasa koperasi

Oligopoli dan monopoli alami
Dengan teknologi produksi saat ini, maka terdapat hanya beberapa atau bahkan hanya satu pemasok yang dapat memproduksi secara efisien. yang terjadi adalah sebagai berikut
  1. Jika produksi sudah mencapai skala ekonomi, biaya rata-rata dan biaya marginal produksi akan turun sejalan dengan peningkatan output.
  2. Permintaan terlalu rendah untuk dapat menghasilkan laba ekonomi yang positif.
Dalam literatur, kasus terakhir ini dianggap sebagai ‘’monopoli alami’’ (natural monopoly) yang berbed dari ’monopoli buatan’’ (artificial monopoly). Monopoli buatan disebabkan oleh hambatan masuk buatan, terutama hambatan hukum (misalnya produsen obat-obatan yang memiliki hak paten). Sedangkan monopoli alami merupakan hasil dari hambatan teknologi ‘’alami’’.

Dalam situasi monopoli alami, monopolis atau oligopolis akan mampu membebankan harga tinggi bagi produknya. Pendatang baru dihalangi atau tidak mungkin masuk karena keterbatasan pasar. beberapa pengarang melihat bahwa dalam monopoli alami inilah terdapat inti dari keunggulan komparatif koperasi.

Dapatkah koperasi berperan dalam situasi monopoli alami? Ada beberapa hal yang harus dipertimbangkan jika kperasi yang masuk ke pasar itu ingin menggantikan monopoli, maka ia harus memiliki keunggulan tambahan:
  1. Koperasi mempunyai teknologo lebih baik dari perusahaan yang digantikan.
  2. Koperasi menghasilkan produk/jasa yang lebih baik.
  3. Koperasi mewujudkan keunggulan gaya transaksi lainnya.
  4. Koperasi memiliki akses yang lebih baik ke kekuasaan politis demi mendapatkan kekuatan hukum untuk menyingkirkan monopolis.
Menghadapi tantangan koperasi yang mematikan tersebut, monopolis tentu saja akan memberikan perlawanan balik dengan memperkenalkan inovasinya sendiri:
  1. Memperkenalkan teknologi produksi baru yang memungkinkan untuk menghasilkan produk lama dapat memberi keuntungan pada tingkat permintaan yang lebih kecil.
  2. Meningkatkan kualitas produk yang ditawarkan.
Keberhasilan koperasi akan sangat bergantung pada:
  1. Kemampuan inovasi koperasi
  2. Faktor-faktor yang belum ditentukan (seperti biaya transaksi atau pengurangan ketidakpastian).
Pendapat Penulis
Bahwa pada kasus monopoli atau oligopoli alami, selama pasar terbuka bagi pendatang baru atau tidak ada hambatan masuk yang bermotif politik maupun hukum lainnya, maka masuknya koperasi ke dalam pasar seperti itu tidak dapat memberikan keunggulan tambahan.

Oleh karena itu, yang perlu dicari adalah penyebab keunggulan koperasi yang berada diluar argumen teori harga tradisional. Hal ini harus atau hanya dapat menjadi keunggulan yang tidak dapat ditiru oleh organisasi non-koperasi yaitu faktor-faktor yang berhubungan langsung dengan aspek koperasi dari suatu organisasi.

Sumber Refrensi
Ropke, Jochen. 2003. Ekonomi Koperasi Teori dan Manajemen. Jakarta: Salemba Empat.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar