Faktor-Faktor
yang Mempengaruhi Bisnis di Indonesia
Faktor-faktor yang mempengaruhi iklim-iklim bisnis di Indonesia antara lain :
Faktor-faktor yang mempengaruhi iklim-iklim bisnis di Indonesia antara lain :
1. Inflasi
Dalam ilmu ekonomi inflasi adalah proses naiknya harga barang-barang secara
umum dan terus menerus berkaitan dengan mekanisme pasar, antara lain : konsumsi
masyarakat yang meningkat atau adanya ketidaklancaran distribusi barang.
Definisi lainnya adalah proses menurunya nilai mata uang secara kontinu.
Ini adalah proses dari suatu peristiwa, bukan tinggi rendahnya suatu harga.
Berdasarkan penyebabnya, inflasi dibagi menjadi 2 jenis yaitu ;
·
demand pull
inflation terjadi akibat adanya permintaan total yang berlebihan dimana
biasanya dipicu oleh membanjirnya likuiditas di pasar sehingga terjadi
permintaan yang tinggi dan memicu perubahan pada tingkat harga. Misalnya, karena bertambahnya pengeluaran
pemerintah yang dibiayai oleh pengeluaran negara atau kenaikan permintaan luar
negeri terhadap barang-barang ekspor atau bertambahnya pengeluaran investasi
swasta karena kredit murah.
·
cost push
inflation terjadi akibat adanya kelangkaan produksi dan/atau juga termasuk
adanya kelangkaan distribusi, walau permintaan secara umum tidak ada perubahan
yang meningkat secara signifikan. Bisa jadi karena kenaikan harga sarana yang
didatangkan dari luar negeri atau kenaikan harga bahan bakar (minyak)
Sedangkan berdasarkan asal dari inflasi, maka bisa
digolongkan menjadi;
·
Domestic Inflation, berasal dari dalam
negeri. Misalnya karena defisit anggaran belanja yang disebabkan oleh
percetakan uang, panen gagal, dll
·
Imported Inflation, berasal dari luar
negeri, timbul karena kenaikan harga barang-barang diluar negeri atau di
negara-negara langganan berdagang kita. Penularannya bisa melalui kenaikan
harga barang ekspor.
Ada banyak cara untuk mengukur tingkat inflasi, dua
yang paling sering digunakan adalah CPI dan GDP Deflator. Inflasi dibagi
menjadi 4 golongan yaitu ;
·
inflasi
ringan (kurang dari 10% / tahun)
·
Inflasi
sedang (antara 10% sampai 30% / tahun)
·
Inflasi
berat (antara 30% sampai 100% / tahun)
·
Hiperinflasi (lebih dari 100% / tahun)
IHK (Indeks Harga Konsumen) merupakan indikator yang paling sering
digunakan untuk mengambarkan pergerakan suatu harga. Perubahan IHK dari waktu
ke waktu menunjukan pergerakan harga dari paket barang dan jasa yang sering
dikonsumsi.
2. Pengangguran
Menurut Sukirno (2004: 28) pengangguran adalah jumlah tenaga kerja dalam
perekonomian yang secara aktif mencari pekerjaan tetapi belum memperolehnya.
Selanjutnya International Labor Organization (ILO) memberikan definisi
pengangguran yaitu:
·
Pengangguran terbuka adalah seseorang yang
termasuk kelompok penduduk usia kerja yang selama periode tertentu tidak
bekerja, dan bersedia menerima pekerjaan, serta sedang mencari pekerjaan.
·
Setengah pengangguran
terpaksa adalah seseorang yang bekerja sebagai buruh karyawan dan pekerja
mandiri (berusaha sendiri) yang selama periode tertentu secara terpaksa bekerja
kurang dari jam kerja normal, yang masih mencari pekerjaan lain atau masih
bersedia mencari pekerjaan lain/tambahan (BPS, 2001: 4).
Sedangkan menurut Survei Angkatan Kerja Nasional
(SAKERNAS) menyatakan bahwa:
·
Setengah pengangguran terpaksa adalah orang yang
bekerja kurang dari 35 jam per minggu yang masih mencari pekerjaan atau yang
masih bersedia menerima pekerjaan lain.
·
Setengah pengangguran sukarela adalah orang yang
bekerja kurang dari 35 jam per minggu namun tidak mencari pekerjaan dan tidak
bersedia menerima pekerjaan lain (BPS, 2000: 14).
Berdasarkan kepada faktor-faktor yang
menimbulkannya, pengangguran dibedakan kepada tiga jenis, yaitu (Simanjuntak,
1998: 14):
·
Pengangguran friksional adalah pengangguran yang
terjadi akibat kesenjangan waktu, informasi, maupun kondisi geografis antara
pencari kerja dan lowongan kerja.
·
Pengangguran struktural
adalah pengangguran yang terjadi karena pencari kerja
tidak memenuhi
persyaratan yang dibutuhkan untuk lowongan pekerjaan yang ada.
·
Pengangguran musiman adalah pengangguran yang
terjadi karena pergantian musim. Pengangguran berkaitan dengan fluktuasi
kegiatan ekonomi jangka pendek, terutama terjadi di sektor pertanian.
Untuk mengelompokkan masing-masing pengangguran tersebut perlu diperhatikan
dimensi-dimensi yang berkaitan dengan pengangguran itu sendiri, yaitu (Bakir,
1984: 35):
1. Intensitas pekerjaan (yang berkaitan dengan kesehatan dan gizi makanan).
2. Waktu (banyak di antara mereka yang bekerja ingin bekerja lebih lama).
3. Produktivitas (kurangnya produktivitas seringkali disebabkan oleh kurangnya SDM)
Berdasarkan dimensi di atas pengangguran dapat dibedakan atas (BPS, 2000:
8) yaitu:
·
Pengangguran terbuka, baik terbuka maupun
terpaksa. Secara sukarela, mereka tidak mau bekerja karena mengharapkan
pekerjaan yang lebih baik. Sedangkan pengangguran terpaksa, mereka mau bekerja
tetapi tidak memperoleh pekerjaan.
·
Setengah pengangguran (under unemployment)
yaitu mereka yang bekerja di mana waktu yang mereka pergunakan kurang dari yang
biasa mereka kerjakan.
·
Tampaknya mereka bekerja, tetapi tidak bekerja
secara penuh. Mereka tidak digolongkan sebagai pengangguran terbuka dan
setengah pengangguran. Yang termasuk dalam kategori ini adalah:
·
Pengangguran tak kentara (disguised
unemployment).
·
Pengangguran tersembunyi (hidden unemployment).
·
Pensiunan awal.
3. Tabungan dan
investasi
Tabungan
merupakan bagian dari pendapatan yang tidak digunakanuntuk konsumsi.Tabungan
biasanya disimpan dibank dalam bentuksaving(tabungan ),demand deposit (giro),
dan deposit (deposito). Ada pulatabungan yang digunakan untuk mendapatkan
aktiva-aktiva keuanganatau fisik, misalnya saham, sebagai balas jasanya
mendapatkan deviden,bunga, dan penerimaan sewa.
Faktor yang Mempengaruhi
·
Pendapatan Masyarakat
Pendapatan sangat berpengaruh
terhadap tingkat tabungan. Semakinbesar pendapatan semakin besar dorongan untuk
menabung sebagiandari pendapatan.
·
Tinggi rendahnya suku bunga
Tingkat suku bunga juga sangat
berpengaruh terhadap tingkattabungan karena semakin tinggi tingkat suku bunga
maka masyarakatakan semakin bersemangat untuk menabung.
·
Kepercayaan terhadap bank
Apabila suatu bank tidak dipercaya
maka tingkat tabungan akanmenurun.
·
Kondisi
perekonomian makro
Bila kondisi
perekonomian tidak stabil, krisis ekonomi dan moneterterus berlangsung,
pengangguran cenderung meluas, masyarakat akanlebih memilih
hal yang utama sehingga mengakibatkan menurunnyatingkat konsumsi dan tabungan.
·
Hasrat untuk
menabung
Hasrat untuk
menabung ataumarginal propensity to save
(MPS)merupakan kecenderungan
tambahan untuk menabung.
·
Distribusi Pendapatan
·
Dana Pensiun
·
Tabungan dan kekayaan yang sudah ada
Investasi
PengertianInvestasi adalah kegiatan penanaman modal untuk memperluas dan meningkatkan
produksi barang dan jasa guna memenuhi kebutuhan masyarakat. Dalam pelaksanaannya
investasi dapat dibedakan menjadi investasi bruto dan investasi neto.
·
Investasi Bruto
Investasi
untuk meningkatkan kemampuan untuk memproduksi barangdan jasa serta investasi pembelian benda-benda modal mengalamipenyusutan. Adapun yang termasuk investasi bruto adalah pembelianbarang-barang modal, seperti tanah, mesin-mesin industri, kendaraanmembangun pabrik, kantor, perumahan, dan pembelian bahan-bahanserta barang-barang persediaan
·
Investasi Netto
Investasi bruto dikurangi
penyusutan selama satu tahun. Dilihat darisudut apakah investasi itu
dipengaruhi oleh pendapatan nasional atautidak, maka investasi dibagi 2 yaitu:
·
Autonomous Investment adalah investasi mandiri yang
tidakdipengaruhi oleh pendapatan nasional. Pada umumnya investasi inidilakukan
oleh pengusaha.
·
Induced Investment adalah investasi yang dipengaruhi
adanyapenanaman modal yang yang dipengaruhi oleh pendapatannasional. Makin
tinggi pendapatan nasional mekin besar jumlah investasi
4. Pemerintah
Tidak ada satu negarapun di dunia ini yang tidak melibatkan peran
pemeritah dalam sistem perekonomiannya. Tidak juga di negara yang menganut
sistem kapitalis, yang menghendaki peran swasta lebih dominan dalam mengelola
perekonomiannya. Karena di dunia ini tidak ada satupun negara yang menerapkan
sistem kapitalis murni. Menurut Adam Smith, ahli ekonomi kapitalis mengatakan
peranan pemerintah hanya meliputi tiga fungsi saja, yaitu:
·
Memelihara keamanan dan
pertahanan dalam negeri
·
Menyelenggarakan
peradilan
·
Menyediakan
barang-barang yang tidak bisa disediakan oleh pihak swasta
Dlam masa sekarang ini, banyaknya perkembangan dan kemajuan
akibat semakin majunya teknologi dan banyaknya penemu-penemu baru serta semakin
terbukanya perekonomian antar negara, menyebabkan begitu banyak kepentingan
yang saling terkait dan berbenturan. Hal
ini menyebabkan peranan pemerintah sangat dibutuhkan dalam penyelenggaraan
perekonomian, karena tidak semua bidang perekonomian bisa dilaksanakan oleh
pihak swasta. Dengan demikian dalam sistem perekonomian modern, peranan
pemerintah dapat dibagi dalam tiga bagian, yaitu:
·
Peranan Alokasi
·
Peranan Distribusi
·
Peranan Stabilisasi
Peranan
Stabilisasi
Peranan alokasi oleh pemerintah ini sangat dibuthkan
terutama dalam hal penyediaan barang-barang yang tidak dapat disediakan oleh
swasta yaitu barang-barang umum atau disebut jugabarang
publik. Karena dalam sistem perekonomian suatu negara, tidak semua
barang dapat disediakan oleh swasta dan dapat diperoleh melalui sistem pasar.
Dalam hal seperti ini maka pemerintah harus bisa menyediakan apa yang disebut
barang publik tadi. Tidak dapat tersedianya barang-barang publik tersebut
melalui sistem pasar disebut dengan kegagalan pasar. Hal ini
dikarenakan manfaat dari barang tersebut tidak dapat dinikmati hanya oleh yang
memiliki sendiri, tapi dapat dimiliki/dinikmati pula oleh yang lain, dengan
kata lain, barang tersebut tidak mempunyai sifat pengecualian seperti
halnya barang swasta.
Peranan Distribusi
Peranan distribusi ini merupaka peranan pemerintah sebagai
distribusi pendapatan dan kekayaan. Tidak mudah bagi pemerintah dalam
menjalankan peranan ini, karena distribusi ini berkaitan erat dengan dengan
masalah keadilan. Sedangkan masalah keadilan sudah ini sudah terlalu kompleks,
sebab keadilan ini merupakan satu masalah yang bisa ditinjau dari berbagai
presepsi, bahkan masalah keadilan ini juga tergantung dari pandangan masyarakat
terhadap keadilan itu sendiri, karena keadilan itu merupakan masalah yang relatif
dan dinamis. Kegiatan dalam mengadakan redistribusi pendapatan atau mentransfer
penghasilan ini memberikan koreksi terhadap distribusi penghasilan yang ada
dalam masyarakat
Peranan Stabilisasi
Kegiatan menstabilisasikan perekonomian yaitu dengan menggabungkan
kebijakan-kebijakan moneter dan kebijakan-kebijakan lain seperti kebijakan
fiskal dan perdagangan untuk meningkatkan atau mengurangi besarnya permintaan
agregat sehingga dapat mempertahankan fullemployment dan menghindari inflasi
maupun deflasi. Peranan tabilisasi pemerintah dibutuhkan jika terjadi gangguan
dalm menstabilkan perekonomian, seperti: terjadi deflasi, inflasi, penurunan
permintaan/penawaran suatu barang, yang nantinya masalah-masalah tersebut akan
mengangkibatkan timbulnya masalah yang lain secara berturut-turut, seperti
pengangguran, stagflasi, dll.
5. Produktifitas
Produktivitas,
khususnya produktivitas tenaga kerja memiliki hubungan langsung dan positif
dengan pertumbuhan ekonomi. Seiring dengan peningkatan produktivitas tenaga
kerja, begitu pula pendapatan dengan tenaga kerja. Jadi kenaikan konsumsi mereka, yang mengarah ke
peningkatan permintaan agregat perekonomian. Produktivitas
tenaga kerja meningkat berarti jumlah kerja yang sama seperti sebelumnya dapat
menghasilkan lebih sekarang. Seiring dengan
peningkatan produktivitas tenaga kerja, output yang dihasilkan yaitu,
peningkatan produksi
Dari kelima
faktor di atas, yang paling mendominasi dan sangat berpengaruh adalah inflasi
dan pengangguran. Semakin mahalnya harga barang dan jasa di pasaran, akan
mengakibatkan penurunan jumlah permintaan/pembelian sehingga jika terjadi
penurunan permintaan/pembelian maka akan mengakibatkan penurunan penghasilan
perusahaan yang berdampak pada terhambatnya pembayaran gaji/upah para
pegawainya. Jika hal ini berlarut-larut, besar kemungkinan akan terjadi
pemutusan hubungan kerja (PHK). Oleh karena itu, lima faktor di atas harus
berjalan beriringan dan seimbang.
Selain
faktor-faktor di atas, terdapat juga variabel-variabel yang mempengaruhi dunia
bisnis, yaitu :
- Variabel Ekonomi. Berkaitan erat dengan indikator ekonomi yang bersifat umum mengukur tabungan, investasi, produktivitas, lapangan kerja, kegiatan pemerintah, transaksi perdagangan internasional, pendapatan, produk nasional dan lain sebagainya.
- Variabel Teknologi. Kemajuan di bidang teknologi yang berubah-ubah dari waktu ke waktu yang terkadang sangat cepat sangat mempengaruhi dunia usaha. Perusahaan yang statis dan tidak mengikuti perkembangan teknologi cenderung tertinggal dibandingkan dengan perusahaan yang terus menerus melakukan adaptasi teknologi untuk membuat operasional usah menjadi lebih efektif dan efisien.
- Variabel Politik. Faktor-faktor yang terkait dengan kondisi atau iklim perpolitikan di suatu daerah.
- Variabel Sosial
- Faktor demografik/demografis : seperti jumlah, komposisi, dan pertumbuhan penduduk suatu wilayah atau area.
- Faktor gaya hidup : selera masyarakat, trend yang sedang digandrungi, dan lain sebagainya.
- Faktor nilai sosial : adat-istiadat, norma yang berlaku, kebiasaan, dan lain-lain.
Sumber refrensi
http://www.econmentor.com/international-economics-hs/economic-development/role-of-productivity-in-economic-growth/text/1081.html
Tidak ada komentar:
Posting Komentar